Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai
dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami
oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu
memudahkan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh
penulis.
A.
Kesalahan kalimat
1.
Pleonastis
Pleonastis
atau pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak
perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
-
Banyak
tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat
ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
-
Kita
harus saling tolong-menolong.
Kalimat
ini seharusnya: Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya
tolong-menolong.
2. Kontaminasi
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimatberikut
ini:
-
Fitur terbarunya
Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat
tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Fitur
terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimatberikut
ini:
-
Saya mengetahui
kalau ia kecewa.
Seharusnya:
Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Salah nalar
Contoh
kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut
ini:
-
Bola
gagal masuk gawang.
Seharusnya:
Bola tidak masuk gawang.
5. Pengaruh bahasa asing atau daerah
(interferensi)
B.
Penalaran
Kalimat
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
C. Kehematan atau Ekonomi Bahasa
Kehematan atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang
berlangsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan
logis.
Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :
Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :
1.
Dalam ruangan ini kita
dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu,
dan lain-lain
2.
Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak
semua pengusaha lemah memperoleh kredit
Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut :
1.
Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja,
kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
2.
Karena modal di bank
terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
D. Konjungsi
Berdasarkan
bentuknya, konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua kelompok,
yaitu konjungsi monomorfemis dan konjungsi polimorfemis.
Konjungsi
Monomorfemis
Konjungsi
Monomorfemis adalah konjungsi yang secara morfolgis
berwujud sebagai satu morfem. Konjungsi-konjungsi monomorfemis
bahasa Indonesia adalah:
adapun jikalau bagi sembari
agar juga bahkan seperti
akibat kalau bahwa seraya
alih-alih karena begitu serta
alkisah kecuali berkat supaya
andai kemudian biar tanpa
arkian kendati bila tapi
asal ketika boro-boro tatkala
atau laksana buat tempat
bagai lagi dalam tengah
dan lalu namun tetapi
dari lantaran oleh umpama
demi lantas padahal untuk
dengan maka sambil waktu
gara-gara malah sampai walau
guna manakala sebab yaitu
hanya mengenai sedang yakni
hingga mentang-mentang sejak yang
jika meski sementara jadi
Konjungsi
Polimorfemis
Konjungsi
Polimorfemis adalah knjungsi yang terbentuk dari beberapa morfem. dalam
hal ini morfem bisa berwujud dasar bebaws atau kata, bisa juga morfem dasar
terikat. Morfem dasar bebas dan morfem dasar terika (secara
morfologi) bisa disebut juga bentuk dasar. Polimorfemis itu sendiri atas bentuk
dasar,kata, afiks, anafora, partikel dan demonstrativa. Dalam proses
pembentukannya bisa bervariasi.
Berdasarkan kategori unsure pembentuknya
konjungsi polimorfemis terbagi atas :
1.
Bentuk dasar + afiks
Afiks yang membentuk konjungsi
plimorfemis adalah di, se, se-nya, dan kan. Berikut ini daftar
konjungsi polimorfemis yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks
andaikan asalkan bagaikan di
samping
seandainya sebelum sedangkan sehingga
sekiranya selama setelah selagi
selain jangkauan sebaliknya malaahan
2.
kata + anafora
Anafora adalah bentukk (formasi)
terikat yang mengacu kepada teks atau wacana seebelumnya. Yang dimaksud dengan
anafora dalam penelitian ini adalah nya, yakni, akaibatnya
artinya danmisalnya.
Contoh : Akibatnya Indonesia
harus memenuhi ketentuan yang termuat dalam “codes” tersebut Akhirnya sekarang
ini Cuma dilakukan perawatan
3.
kata + pun
Partikel pun merupakan unsur
pembentuk konjungsi polimorfemis yang didahului Kata yang umumnya sebagai
konjungsi. Konjungsi yang berunsur partikel pun umumnya dipakai dalam bahasa
yang resmi atau formal, sedangkan konjungsi yang bisa disertai partikel pun tetapi
partikel tersebut tidak disertakan umumnya dipakai dalam percakapan (bahasa
percakapan) yang tidak resmi, yakni adapun, ataupun, walaupun dan kalaupun.
Contoh :
ada faktor bakat genetik, faktor
lingkungan fisik ataupun sosial, selain pilihan gaya hidup
hal ini sampai batas-batas tertentu
m,asih dapat diteirma walaupun tidak dibenarkan
4.
Kata + demonstrativa
Demonstrativa
yang biasanya menjadi unsur pembentuk konjungsi polimorfemis adalah ini,
itu, demikian, dan begitu konjungsi yang berentuk
dari kata + demonstrativa, misalnya:
untuk
ini karena
itu
selain
itu sementara
itu
dengan
demikian namun
demikian
meskipun demikian sekalipun
demikian
5.
Kata + demonstrativa + lah
Data
konjungsi polimorfemis yang berunsur kata demonstrativa-lah hanya ditemukan
satu buah, yaitu karena itulah.
Contoh :
Karena itulah perlu rekayasa komunikasi (communication
engineering) yang baik.
6. Gabungan kata
Akan
tetapi
Begitu
pula
Demikian
juga
Demikian
pula
Sebagai
contoh
7.
Gabungan kata + Anafora
Contoh :
Oleh karenanya, subklasifikasi….ini
mengabaikan pertalian preposisi dengan kategori, yakni asal usul dan makna
preposisi.
8.
Gabunga kata + Demonstrativa
Contoh :
Dalam
pada itu
Di
sampuing itu
Oleh karena itu
Oleh
sebab itu
Tetapi
walaupun demikian
E.
Proposisi
Berdasarkan
bentuknya, preposisi dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu
preposisi monomorfemis dan preposisi polimorfenis.
Preposisi Monomorfemis
Preposisi
Monomorfemis adalah preposisi yang terwujud sebagai satu morfem secara
morfologis. Preposisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
akibat atas bagai bagi
berkat dalam dari demi
dengan di hingga karena
ke kecuali lewat oleh
pada sampai sejak seperti
tanpa tentang untuk
Preposisi Polimorfeis
Preposisi
polimorfemis adalah preposisi yang berwujud beberapa morfem. Preposisi
ini terbagi lagi atas :
1.
Bentuk Dasar + Afiks
Bentuk dasar yang merupakan unsur
pembentuk preposisi polimorfemis ini dapat pula berupa morfem dasar
terikat. Afiks sebagai unsur pembentuk preposisi polimorfemis adalah ber-,
me(n)-, terdapat, dan se-. daftar preposisi polimorfemis yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
bersama secara
bserta sekitar
mengenai selain
melalui selaku
menurut selama
sebagai setelah
sebelum terhadap
2.
Gabungan Kata
Preposisi polimorfemis gabungan kata
yang terbentuk dari preposisi + preposisi adalah sebagai berikut:
di dalam
di sekitar
daripada
kepada
Preposisi + Nonpreposisi
Preposisi
poimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi biasa
berawal dengan preposisi di, ke, atau dari. Adapun kata yang
menyertai preposisi itu biasanya berasal dari nomina atau adjektiva. Preposisi
yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi adalah sebagai berikut:
di
antara di
hadapan
di atas di
luar
di
bawah di
samping
di
belakang di sekeliling
di
dekat di
seputar
di
depan di
tengah
http://lenterastkippgribl.blogspot.co.id/2013/02/penggunaan-preposisi-dan-konjungsi.html
0 komentar :
Posting Komentar