Sabtu, 07 November 2015

Kalimat efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu memudahkan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.

A.    Kesalahan kalimat
1.      Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
-          Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
-          Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya: Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.

2.      Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimatberikut ini:
-          Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

3.      Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimatberikut ini:
-          Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

4.      Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
-          Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.

5.      Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)

B.     Penalaran Kalimat
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

C.     Kehematan atau Ekonomi Bahasa
Kehematan atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang berlangsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis.
Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :
1.      Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain
2.       Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit
Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut :
1.       Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
2.      Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
D.    Konjungsi
Berdasarkan bentuknya, konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu konjungsi monomorfemis dan konjungsi polimorfemis.
     
Konjungsi Monomorfemis
Konjungsi Monomorfemis adalah konjungsi yang secara morfolgis berwujud sebagai satu morfem.  Konjungsi-konjungsi monomorfemis bahasa Indonesia adalah:

             adapun                  jikalau                         bagi                       sembari
agar                       juga                             bahkan                  seperti
akibat                    kalau                           bahwa                   seraya
alih-alih                 karena                         begitu                    serta
alkisah                   kecuali                         berkat                    supaya
andai                     kemudian                    biar                        tanpa        
arkian                    kendati                        bila                        tapi
asal                        ketika                          boro-boro              tatkala
atau                       laksana                        buat                       tempat
bagai                     lagi                              dalam                    tengah
dan                        lalu                              namun                   tetapi
dari                        lantaran                      oleh                       umpama
demi                      lantas                          padahal                 untuk
dengan                  maka                           sambil                    waktu
gara-gara              malah                          sampai                   walau
guna                      manakala                    sebab                     yaitu
hanya                    mengenai                     sedang                   yakni
hingga                   mentang-mentang       sejak                      yang         
jika                        meski                           sementara             jadi



      
Konjungsi Polimorfemis
Konjungsi Polimorfemis adalah knjungsi yang terbentuk dari beberapa morfem.  dalam hal ini morfem bisa berwujud dasar bebaws atau kata, bisa juga morfem dasar terikat.  Morfem dasar bebas dan morfem dasar terika (secara morfologi) bisa disebut juga bentuk dasar. Polimorfemis itu sendiri atas bentuk dasar,kata, afiks, anafora, partikel dan demonstrativa.  Dalam proses pembentukannya bisa bervariasi.
Berdasarkan kategori unsure pembentuknya konjungsi polimorfemis terbagi atas :
1.      Bentuk dasar + afiks
Afiks yang membentuk konjungsi plimorfemis adalah di, se, se-nya, dan kan.  Berikut ini daftar konjungsi polimorfemis yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks
           
andaikan               asalkan            bagaikan         di samping
seandainya            sebelum           sedangkan       sehingga
sekiranya               selama             setelah             selagi
selain                     jangkauan       sebaliknya       malaahan


2.      kata + anafora
Anafora adalah bentukk (formasi) terikat yang mengacu kepada teks atau wacana seebelumnya. Yang dimaksud dengan anafora dalam penelitian ini adalah nya, yakni, akaibatnya artinya danmisalnya.
Contoh : Akibatnya Indonesia harus memenuhi ketentuan yang termuat dalam “codes” tersebut  Akhirnya sekarang ini Cuma dilakukan perawatan

3.       kata + pun
Partikel pun merupakan unsur pembentuk konjungsi polimorfemis yang didahului Kata yang umumnya sebagai konjungsi. Konjungsi yang berunsur partikel pun umumnya dipakai dalam bahasa yang resmi atau formal, sedangkan konjungsi yang bisa disertai partikel pun tetapi partikel tersebut tidak disertakan umumnya dipakai dalam percakapan (bahasa percakapan) yang tidak resmi, yakni adapun, ataupun, walaupun dan kalaupun.
Contoh :
ada faktor bakat genetik, faktor lingkungan fisik ataupun sosial, selain pilihan gaya hidup
hal ini sampai batas-batas tertentu m,asih dapat diteirma walaupun tidak dibenarkan

4.      Kata + demonstrativa
Demonstrativa yang biasanya menjadi unsur pembentuk konjungsi polimorfemis adalah ini, itu, demikian, dan begitu konjungsi yang berentuk dari kata + demonstrativa, misalnya:

untuk ini                                  karena itu
selain itu                                  sementara itu
dengan demikian                     namun demikian
meskipun demikian                 sekalipun demikian

5.      Kata + demonstrativa + lah
Data konjungsi polimorfemis yang berunsur kata demonstrativa-lah hanya ditemukan satu buah, yaitu karena itulah.
Contoh :
Karena itulah perlu rekayasa komunikasi (communication engineering) yang baik. 
6.      Gabungan kata

Akan tetapi
Begitu pula           
Demikian juga      
Demikian pula
Sebagai contoh
7.       Gabungan kata + Anafora
Contoh :
Oleh karenanya, subklasifikasi….ini mengabaikan pertalian preposisi dengan kategori, yakni asal usul dan makna preposisi.
8.      Gabunga kata + Demonstrativa
Contoh :
Dalam pada itu
Di sampuing itu
Oleh karena itu
Oleh sebab itu
Tetapi walaupun demikian

E.     Proposisi
Berdasarkan bentuknya, preposisi dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu preposisi monomorfemis dan preposisi polimorfenis.

Preposisi Monomorfemis
Preposisi Monomorfemis adalah preposisi yang terwujud sebagai satu morfem secara morfologis.  Preposisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

akibat         atas                  bagai                bagi
berkat        dalam               dari                  demi
dengan       di                     hingga               karena             
ke              kecuali              lewat                oleh
pada           sampai              sejak                seperti
tanpa          tentang             untuk


Preposisi Polimorfeis
Preposisi polimorfemis adalah preposisi yang berwujud beberapa morfem.  Preposisi ini terbagi lagi atas :
1.      Bentuk Dasar + Afiks
Bentuk dasar yang merupakan unsur pembentuk preposisi polimorfemis ini dapat pula berupa morfem dasar terikat.  Afiks sebagai unsur pembentuk preposisi polimorfemis adalah ber-, me(n)-, terdapat, dan se-.  daftar preposisi polimorfemis yang dimaksud adalah sebagai berikut:

bersama          secara
bserta              sekitar
mengenai         selain
melalui              selaku
menurut           selama
sebagai            setelah
sebelum           terhadap

2.      Gabungan Kata
Preposisi polimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + preposisi adalah sebagai berikut:

di dalam
di sekitar
daripada
kepada


Preposisi + Nonpreposisi
Preposisi poimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi biasa berawal dengan preposisi di, ke, atau dari.  Adapun kata yang menyertai preposisi itu biasanya berasal dari nomina atau adjektiva. Preposisi yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi adalah sebagai berikut:

di antara                 di hadapan
di atas                    di luar
di bawah                di samping
di belakang            di sekeliling
di dekat                  di seputar
di depan                 di tengah

http://febriansyahfebry.blogspot.co.id/2014/12/kalimat-efektif-dalam-penulisan.html
http://lenterastkippgribl.blogspot.co.id/2013/02/penggunaan-preposisi-dan-konjungsi.html





0 komentar :

Posting Komentar